Drs. Anwar Chanani, tokoh Kaltim yang juga merupakan sesepuh ”Wong Jowo” ini Lahir di Kediri, Jawa Timur tanggal 28 Agustus 1928, sebagian besar hidupnya selama 50 tahun dicurahkan untuk membangun Kalimantan Tim ur.
Anwar Chanani mulai menginjakkan kaki di Kalimantan Timur pada tahun 1959 di masa pemerintahan Gubernur Adji Pangeran Temanggung Pranoto, yakni saat ia dipindahkan dari Kantor Transmigrasi Lampung Tengah ke Kalimantan Timur pada Bagian Urusan Pemerintahan Umum Pusat di kantor Gubernur Kalimantan Timur.
Perjalanan karir Anwar Chanani dimulai ketika selepas menamatkan jenjang pendidikan S1 di Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial Politik, ia diangkat sebagai PNS dan diperbantukan oleh Departemen Dalam Negeri pada pemerintah Provinsi Sumatera Selatan di Palembang. Setelah itu Chanani ditempatkan di Kantor Transmigrasi Lampung Tengah sejak tahun 1955 hingga 1958, dengan tugas utama ”babat alas”, membuka lahan untuk pembentukan Kecamatan Raman Utara, Lampung Tengah. Dari Palembang inilah kemudian Chanani dimutasikan ke Provinsi Kalimantan Timur pada masa pemerintahan Gubernur APT Pranoto dan ditempatkan di Bagian Urusan Pemerintahan Umum Pusat.
Salah satu jasa besar Anwar Chanani dalam turut serta olah bebaya, membangun bumi Kalimantan Timur adalah kepeduliannya dalam memperjuangkan dunia pendidikan di Provinsi Kalimantan Timur. Tokoh Kaltim yang juga ayahanda dari Sekda Balikpapan, Heru Bambang, SE, MM yang pernah mencalonkan sebagai Wagub Kaltim pada Pilgub Kaltim 2008 memiliki perhatian yang sangat besar di bidang pendidikan dalam upaya memperjuangkan peningkatan kualitas SDM masyarakat Kalimantan Timur, khususnya pada sektor peningkatan kualitas kinerja pemerintahan dan kualitas SDM Kaltim yang saat itu masih tertinggal jauh dengan daerah-daerah lain.
Jejak pengabdian Anwar Chanani di bidang pendidikan ini dimulai ketika pada masa pemerintahan Gubernur A. Moeis yang saat itu tepatnya tanggal 7 Januari 1963 mendirikan lembaga pendidikan yang diberi nama Kursus Dinas C (KDC), yaitu sebuah lembaga Pendidikan Pamongpraja yang merupakan cikal bakal lahirnya Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) di kota Samarinda, di mana Chanani dipercaya menjabat sebagai direkturnya yang pertama.
Pada masa kepemimpinan Anwar Chanani sebagai direktur KDC inilah selanjutnya KDC ditingkatkan statusnya menjadi Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) yang diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1965 di mana Anwar Chanani ditunjuk sebagai direktur APDN yang pertama di Kota Samarinda, di mana pada saat itu pecah pemberontakan Gerakan 30 September 1965 atau yang dikenal dengan G-30 S PKI. Chanani memegang jabatan sebagai Direktur APDN ini selama tujuh tahun, yakni sejak tahun 1965 hingga 1972.
Salah satu karya besar Anwar Chanani sebagai buah dari kerja keras pengabdiannya terhadap Provinsi Kalimantan Timur yang sampai saat masih berdiri megah adalah dengan didirikannya Universitas Mulawarman (Unmul). Sejarah pendirian Unmul ini tidak terlepas dari peran serta Anwar Chanani di dalamnya, di mana ketika itu Chanani ikut terlibat secara aktif dalam mempersiapkan berdirinya perguruan tinggi di Kalimantan Timur.
Unmul yang berdiri megah saat ini, dulunya pernah akan diberi nama Universitas Mahakam. Cikal bakal berdirinya Unmul dimulai ketika pemerintah provinsi saat itu mendirikan sebuah perguruan berstatus swasta yang diberi nama Universitas Kalimantan Timur. Pada sat itu pemerintah provinsi Kalimantan Timur berkeinginan memiliki sebuah perguruan tinggi negeri. Dari sinilah selanjutnya pemerintah provinsi Kaltim dan segenap tokoh-tokoh daerah berjuang untuk ”menegerikan” Universitas Kalimantan Timur menjadi sebuah perguruan tinggi negeri yang kelak diberi nama Universitas Mulawarman.
Pendirian Universitas Mulawarman ini ditandai dengan ditandatanganinya kesepakatan antara Gubernur A. Moeis bersama Presidium Universitas Kalimantan Timur, S. Mochsen dengan Menteri PTIP, Ir. Thoyib Hadiwidjaja untuk menjadikan Universitas Kalimantan Timur sebagai perguruan tinggi negeri dan diresmikan pada tanggal 27 September 1963 oleh Menteri PTIP Ir. Thoyib Hadiwidjaja. Saat pertama kali menjadi perguruan tinggi negeri, Universitas Kalimantan Timur ini membuka empat fakultas yaitu: (1) Fakultas Tata Praja yang selanjutnya menjadi Fakultas Sospol, (2) Fakultas Tata Niaga yang selanjutnya menjadi Fakultas Ekonomi, (3) Fakultas Kehutanan, dan (4) Fakultas Pertanian. Pada saat peresmian Universitas Kalimantan Timur menjadi perguruan tinggi yang berstatus negeri itu pulalah namanya disepakati diganti menjadi Universitas Mulawarman. Beberapa tokoh yang ikut terlibat aktif dalam proses pendirian Unmul ini di antaranya adalah: Ngudio, BcHk (Walikota Samarinda), Djumantan Hasyim, HM. Harun Nafsi, M. Saleh Nafsi, SH, Drs. Achmad Dahlan, dan lain-lain.
Di samping pendirian Unmul, saat itu juga didirikan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fakultas Tarbiyah yang diresmikan oleh Menteri Agama, Prof. Dr. Moekti Ali, disusul Universitas 17 Agustus di mana Anwar Chanani juga ikut terlibat dalam mempersiapkan proses berdirinya bersama HM. Ardans, SH.
Di antara jabatan karir lain yang pernah disandang Anwar Chanani misalnya: pada tahun 1972 ditunjuk oleh Gubernur untuk mengepalai Badan Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim untuk pertama kalinya, Anggota DPRD Kalimantan Timur (1960-1963), PJs. lam Walikota Samarinda (saat Walikota Kadrie Oening mengadakan studi banding ke luar negeri), Sekwilda Provinsi Kaltim, Ketua KONI Kaltim.
Sebagai jerih payah dari pengabdiannya, Anwar Chanani juga banyak menerima penghargaan-penghargaan, di antaranya: (1) Bintan Legiun Veteran RI, (2) Satya Lencana Karya Satya KLII, (3) Tanda Kehormatan Lencana Pembangunan, (4) Medali Perjuangan Angkatan 45, (5) Lansia Teladan Nasional, dan lain-lain.
Dalam bukunya, Kalimantan Timur: Apa, Siapa, dan Bagaimana, H.A. Moeis Hassan menyebut Anwar Chanani telah benar-benar menjadi ”Orang Kaltim”, yang sejak tahun 1959 ”didatangkan” dari tanah Jawa dan sejak saat itu pula Anwar Chanani tidak pernah ”dipulangkan kembali” ke kampung halamannya, sebuah ungkapan yang menggambarkan bahwa Anwar Chanani telah benar-benar ”membumi” dan ”mendarahdaging” dengan bumi Kalimantan Timur, menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan rangkaian sejarah Kalimantan Timur.
Written by: Imam Hanafie el-Arwany
Published on Barnea Center, Juli 2008