Mendesain Masa Depan Sekolah Kita

SMA Negeri 1 Sangatta Selatan adalah salah satu SLTA di Kota Sangatta yang didirikan pada tahun 2007 berdasarkan SK Mendikbud RI terhitung mulai 1 Juli 2007 atau kurang lebih 13 tahun silam di Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur. Pada awal berdirinya SMA Negeri 1 Sangatta Selatan dipimpin oleh Idham Cholid, M.Pd yang saat itu juga merangkap sebagai kepala SMAN 1 Sangatta Utara. Selanjutnya kurang lebih 4 bulan kemudian kepala sekolah SMAN 1 Sangatta Selatan dijabat secara resmi oleh Hasbi, M.Pd dari tahun 2007 hingga 2014.

Selanjutnya sejak pertengahan tahun 2014, SMAN 1 Sangatta Selatan dipimpin oleh Tatik Widayani, M.Pd yang sebelumnya menjabat sebagai Waka Kurikulum di SMAN 1 Sangatta Utara. Di masa kepemimpinannya SMAN 1 Sangatta Selatan mulai mengukir berbagai kemajuan yang cukup signifikan. Di antara pencapaian prestasi pada masa kepemimpinannya adalah: Pertama, terakreditasinya SMAN 1 Sangatta Selatan pada tahun 2015 dengan nilai Akreditasi A berdasarkan SK Penetapan Hasil Akreditasi BAP-S/M Nomor: 309/BAP-SM/HK/X/2015. Kedua, terpilihnya SMAN 1 Sangatta Selatan  sebagai Sekolah Model dan Sekolah Induk Klaster Berdasarkan SK Ditjen PSMA Kemdikbud RI No: 2326.2/D4/KU/2015 Tanggal 1 Juli 2015 dari 300 SLTA se-Indonesia SMAN Negeri 1 Sangatta Selatan dipercaya sebagai salah satu Sekolah Model oleh Ditjen PSMA Pusat.

Ketiga, selanjutnya pada tahun 2016, berdasarkan SK Ditjen PSMA Kemdikbud RI Nomor: 305/KEP/D/KR/2016 tentang Penetapan Satuan Pendidikan Pelaksana Kurikulum 2013, SMA Negeri 1 Sangatta Selatan dipercaya kembali sebagai salah satu Sekolah Rujukan (Sekolah Model) oleh Ditjen PSMA Pusat dari 614 SMA se-Indonesia. Keempat, Berikutnya sebagai kelanjutan dari Program Sekolah Rujukan tersebut, pada tahun 2017 SMA Negeri 1 Sangatta Selatan kembali dipercaya sebagai sekolah rujukan berdasarkan SK Ditjen PSMA Kemdikbud RI Nomor: 2139/D4.2/KP/2017 Tanggal 19 Mei 2017. Kelima, terakhir pada tahun 2018 SMAN 1 Sangatta Selatan diberi kepercayaan kembali untuk melaksanakan program-program kegiatan Sekolah Rujukan berdasarkan Surat Keputusan Ditjen PSMA Kemdikbud RI Nomor: 1304.4/D4/DM/2018 Tanggal 23 Februari 2018 dari 650 SLTA se-Indonesia, 491 Kabupaten/Kota, 34 Provinsi di seluruh Indonesia.

Itulah sedikit gambaran tentang prestasi yang telah dicapai oleh SMAN 1 Sangatta Selatan selama kurang lebih 6 tahun  masa kepemimpinan Tatik Widayani, M.Pd. Selain dari yang sudah saya paparkan di atas, masih banyak lagi capaian perkembangan SMAN 1 Sangatta Selatan baik di bidang akademik maupun di bidang non akademik, seperti di bidang seni dan olah raga.

Walhasil, menurut pandangan saya saat ini SMANSeL sudah mampu mendapatkan tempat di mata masyarakat maupun sekolah-sekolah lain khususnya di Kota Sangatta. Jika pada awal-awal periode kedua sejarah kepemimpinan, SMANSeL dipandang sebelah mata, diasumsikan sebagai “sekolah buangan”, sekolah marginal dan sebagainya, kini SMANSeL sudah mulai mendapatkan tempat di hati masyarakat maupun di mata sekolah-sekolah lain. Saat ini SMANSeL sudah mulai mampu bersaing dengan sekolah lain. Hal ini terlihat dari semakin bervariasinya siswa-siswi SMANSeL yang mampu bersaing pada momen-momen kompetitif dan bergengsi, misalnya KSN (OSN), FLS2N dan O2SN. Di samping itu perkembangan SMANSeL sebagai sekolah yang mulai diperhitungkan masyarakat dapat dilihat pula pada jumlah pendaftar yang masuk ke SMANSeL pada momen PPDB (PSB) setiap tahunnya yang menunjukkan grafik cukup signifikan.

 

Lima Pilar Sekolah Kita

Saat ini SMANSeL memasuki periode ketiga sejarah kepemimpinan kepala sekolah, dimana mulai bulan Maret 2020, SMANSeL dipimpin oleh Rubito, M.Pd menggantikan Tatik Widayani, M.Pd berdasarkan SK Kadisdik Provinsi Kalimantan Timur Nomor: 188.4/2240/disdikbud/2020 tertanggal 19 Maret 2020 tentang Pengukuhan Kepala Sekolah Tahap II di Lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur.

Berdasarkan pengamatan saya, sebagian besar bahkan hampir semua jajaran guru dan staf di SMANSeL termasuk saya menyambut baik dan suka cita pergantian kepemimpinan SMANSeL di periode ketiga kali ini. Hal ini menurut saya menjadi modal awal yang sangat berharga bagi SMANSeL untuk melangkah lebih maju dalam merealisasikan visi dan misi SMANSeL itu sendiri, sebagaimana visi dan misi SMANSeL yang ada saat ini yaitu: “Terwujudnya lulusan yang cerdas, religius dan berbudaya menuju tercapainya sekolah unggulan”. Dari visi dan misi SMANSeL ini kemudian dirumuskan motto sekolah yang setiap saat dan pada banyak momen seringkali diucapkan baik oleh siswa maupun guru yaitu motto: cerdas, religius dan berbudaya.

Menurut saya untuk mewujudkan motto cerdas, religius dan berbudaya ini perlu dirumuskan kembali semacam “Garis Besar Haluan Sekolah” (GBHS) atau semacam pokok-pokok pikiran yang menjadi pijakan utama tentang kemana dan bagaimana seharusnya SMANSeL melangkah kedepan. “GBHS” ini selanjutnya dituangkan dan dirumuskan menjadi visi, misi dan strategi SMANSeL pada periode kedepan. GBHS berikut visi dan misi sekolah ini haruslah disusun bersama-sama dengan melibatkan segenap civitas akademika SMANSeL, mulai dari kepala sekolah, guru, staf hingga penjaga sekolah. Keterlibatan semua unsur sekolah yang ada sangatlah urgen untuk dilakukan, agar segenap civitas akademika SMANSeL mengetahui dan memahami kemana dan bagaimana seharusnya kita melangkah bersama.

Berpijak pada visi dan misi sekolah kita, maka sebagai gambaran tentang bagaimana rumusan GBHS tersebut, menurut saya berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya selama 2 periode kepemimpinan kepala sekolah sebelumnya, ada beberapa hal yang sangat urgen untuk kita lakukan di awal periode ketiga SMANSeL ini, di antaranya sebagai berikut:

Pertama, membangun kesadaran segenap civitas akademika SMANSeL akan pentingnya peran masing-masing dalam mewujudkan SMANSeL sebagai sekolah unggulan. Tumbuhnya kesadaran setiap civitas akademika dapat kita lakukan dengan berbagai pendekatan, misalnya dengan pendekatan persuasif, kekeluargaan dan humanis. Dengan tumbuhnya kesadaran masing-masing unsur sekolah ini selanjutnya akan mempermudah menggerakkan seluruh elemen sekolah dalam mencapai visi, misi, tujuan dan strategi yang telah dirumuskan sebelumnya.

Kedua, membangun budaya komunikasi yang simultan antar segenap civitas akademika, baik komunikasi secara formal maupun informal, khususnya mengupayakan terbangunnya komunikasi “dari hati ke hati”, yaitu komunikasi yang dibangun atas dasar rasa saling memiliki dan saling pengertian di antara segenap civitas akademika SMANSeL. Wujud dari komunikasi simultan itu misalnya dengan mengadakan berbagai pertemuan baik formal maupun informal. Formal dalam artian terjadwal, informal dalam artian periodik di luar kegiatan-kegiatan formal. Semua bentuk budaya komunikasi tersebut harus dilandasi atas dasar kepentingan bersama dan kemitraan.

Ketiga, membangun budaya transparansi di lingkungan civitas akademika SMANSeL, misalnya transparansi dalam hal perancangan anggaran sekolah maupun perumusan program-program sekolah dengan melibatkan semua unsur sekolah yang terkait. Budaya transparansi ini sangat diperlukan untuk meminimalisir kecurigaan atas penggunaan anggaran sekolah atau pelaksanaan program-program sekolah yang kontra-produktif atau tidak tepat sasaran.

Keempat, membangun budaya apresiatif kepada seluruh civitas akademika, baik dari unsur tenaga pendidik maupun unsur tenaga kependidikan yang berprestasi dalam peningkatan mutu sekolah maupun prestasi individual dalam bidang akademik, seni, olah raga dan bidang lainnya. Manifestasi budaya apresiatif dilakukan oleh kepala sekolah dalam bentuk pemberian penghargaan tertulis maupun penghargaan berupa insentif. Sebagai contoh misalnya pemberian insentif bagi guru yang berprestasi dalam membimbing siswa-siswi meraih berbagai kejuaraan di tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi, baik di bidang akademik (misalnya KSN), seni (FLS2N) maupun oleh raga (O2SN).

Kelima, membangun budaya gotong-royong di lingkungan civitas akademika SMANSeL yang berbasiskan nilai-nilai kekeluargaan dan humanis. Budaya gotong royong ini bisa kita tradisikan apabila keempat hal di atas dapat kita wujudkan terlebuh dahulu, yaitu terwujudnya kesadaran, terjalinnya komunikasi intens, terselenggarakannya budaya transparansi, dan tercapainya budaya apresiatif di lingkungan sekolah. Budaya gotong-royong seringkali tidak bisa terwujud karena terdapat beberapa “titik sumbat” yang tidak segera diatasi, dikarenakan misalnya adanya diskriminasi dari atasan kepada beberapa bawahan. Oleh karena itu perlakuan diskriminatif mutlak harus dihindari agar semua unsur sekolah dapat digerakkan dan bergerak sesuai perannya masing-masing.

Menurut hemat saya, kelima hal di atas apabila telah dapat diupayakan terlebih dulu di lingkungan civitas akademika SMANSeL, maka kita akan dapat dengan mudah melangkah lebih jauh membicarakan tentang bagaimana mengelola sekolah, apa saja program-program sekolah, dan bagaimana agar segenap civitas akademika dapat bekerja sesuai tupoksinya masing-masing. Tidak akan banyak berarti program-program sekolah yang dirancang sedemikian rupa tanpa terlebih dulu mewujudkan dan memperkokoh kelima hal yang mendasar di atas.

 

Beberapa Gagasan Menuju Sekolah Unggul

Kelima pilar yang saya sebutkan di atas menjadi fondasi yang sangat menentukan bagaimana sekolah kita akan melangkah selanjutnya. Kokoh-tegaknya kelima pilar tersebut akan mempermudah melibatkan seluruh elemen sekolah dalam merealisasikan visi dan misi sekolah. Beberapa sekolah tidak bisa berkembang maju atau bahkan hanya berjalan di tempat hanya karena disibukkan dengan mengelola relasi antar pimpinan, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang complicated, penuh masalah dari yang kasat mata sampai yang tak kasat mata, yang tak kunjung selesai, sehingga elemen sekolah tidak dapat digerakkan secara simultan.

Sebagaimana saya utarakan di atas, untuk dapat menjalankan program-program sekolah sebagai hasil dari konsensus bersama antar civitas akademika, maka kelima pilar di atas harus dapat kita upayakan terlebih dahulu, baru kemudian kita berbicara tentang bagaimana mengelola sekolah, apa saja program sekolah dan bagaimana agar segenap elemen sekolah dapat bekerja dengan penuh dedikasi dan kesadaran sesuai perannya masing-masing. Beberapa ide yang dapat saya tawarkan berikutnya di antaranya sebagai berikut:

Pertama, mengadakan kegiatan Orientasi Pra Pembelajaran secara terjadwal pada setiap awal-awal semester baru yang akan berjalan. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan unsur tenaga pendidik tapi juga semua civitas akademika yang ada, mulai dari unsur pimpinan sampai bawahan, mulai dari kepala sekolah hingga penjaga sekolah. Dalam kegiatan ini dibahas mulai dari hal-hal yang bersifat prinsipil hingga hal-hal yang bersifat teknis sebagai penjabaran dari hal-hal yang bersifat prinsipil tersebut. Fungsi dari kegiatan Pra Pembelajaran ini adalah agar semua elemen sekolah mengetahui dan memahami apa saja kebijakan-kebijakan sekolah yang akan diterapkan pada semester yang akan berjalan.

Kedua, mengadakan rapat dewan guru secara rutin maupun secara temporal. Rapat dewan guru secara rutin misalnya minimal 2 bulan sekali, dan secara temporal misalnya setiap kali ada masalah darurat yang mengharuskan untuk segera diselesaikan. Rapat dewan guru terjadwal ini dilakukan untuk membahas perkembangan praktek kegiatan belajar dan mengajar yang sudah/sedang berjalan sebagai bentuk langkah evaluatif untuk mengetahui progres kegiatan pembelajaran, mengurai problem pembelajaran, dan sekaligus mencari solusi alternatif untuk memecahkannya.

Ketiga, membentuk dan mengoptimalkan peran alumni dan komite sekolah. Peran alumni maupun komite sekolah sangatlah strategis sebagai mitra sekolah dalam turut serta mendorong tercapainya kemajuan-kemajuan sekolah. Konsep manajemen sekolah yang modern saat ini sangat memprioritaskan peran komite sekolah dalam turut serta membantu penyelenggara sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah. Oleh karena itu formalisasi dan regenerasi struktur organisasi komite sekolah haruslah secara rutin dilakukan sesuai dengan masa baktinya agar komite sekolah senantiasa segar dan hidup dari segi legal formalnya maupun aktivitasnya.

Keempat, memrogramkan kegiatan studi banding ke sekolah-sekolah yang sudah maju secara berkala sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah. Kegiatan studi banding ke sekolah yang sudah maju ini dimaksudkan agar sekolah kita dapat menyerap informasi terkini  dalam bentuk best practice yang sudah diterapkan di sekolah tempat kita studi banding untuk selanjutnya kita praktekkan di sekolah kita secara modifikatif-inovatif. Selama ini kita belum pernah mengadakan studi banding ke sekolah-sekolah maju, baru pada tahap planning and planning saja. Kedepan kegiatan ini hendaknya dapat diwujudkan agar kita memiliki referensi tentang bagaimana seharusnya sekolah kita kedepannya.

Kelima, mengadakan kegiatan perbaikan dan penyegaran ketrampilan mengajar tenaga pendidik kita. Kegiatan ini bisa kita lakukan dalam bentuk in-house training, workshop dan sebagainya yang fokus kepada bagaimana memperkaya dan mempertajam kompetensi mengajar guru agar semua guru tahu dan menguasai berbagai macam model dan teknik mengajar yang profesional.

Demikian sekelumit pemikiran sumbang saran saya tentang bagaimana SMANSeL kedepan. Masa depan SMANSeL adalah pekerjaan besar yang tidak bisa diwujudkan selain dengan bekerja secara full team, bahwa sehebat apapun seorang guru atau kepala sekolah tidak akan bisa mewujudkan visi dan misi sekolah tanpa dukungan semua pihak, baik dukungan pemerintah, guru, staf sekolah serta yang tak kalah penting adalah dukungan masyarakat luas.

Sebagai penutup dari tulisan saya, ingin saya kemukakan bahwa masa depan SMANSeL dapat kita wujudkan dengan 2 (dua) prinsip, yaitu prinsip konservasi dan prinsip dinamisasi. Prinsip konservasi artinya kita harus mempertahankan nilai-nilai lama yang masih baik dengan terus menjaga dan melestarikannya, sedangkan prinsip dinamisasi artinya kita akan terus menggali nilai-nilai baru yang baik dan relevan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan jaman.

Demikian, wallahu a’lam bishshawab.

Oleh: Imam Hanafie, S.Ag, M.A.

Tulisan ini dipublikasikan di Artikel Pendidikan. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *