Pembelajaran PAI Berbasis Microsoft 365

CERITA HARI PERTAMA: STREAMING YANG MEMBOSANKAN

Hari pertama pertemuan perdana dengan siswa-siswi kelas xii via streaming Microsoft Teams hari itu terasa membosankan. Bagaimana tidak, itu dalah momen pertama saya menyapa siswa melalui layar komputer. Bertemu mereka sambil menatap layar komputer terasa sangat berbeda dengan saat bertemu secara klasikal di kelas nyata. Ada sedikit rasa canggung. Mirip seorang penyiar radio pemula yang menyapa pendengarnya. Apalagi hari itu kelas crowded. Banyak celetukan-celetukan silih berganti. Maklum baru pertama kali bersentuhan dengan Microsoft Teams.

Saat saya memaparkan materi berupa ppt, beberapa siswi mengeluh karena keluar-masuk kelas akibat “dikeluarkan” oleh temannya yang usil. Karena memang hari itu saya tidak menjadwalkan terlebih dulu pembelajaran streaming di Microsoft Teams. Maklum belum tahu banyak cara setting jadwal streaming. Langsung pencet Meet Now saja. Setelah salam dan menyapa anak-anak, berdoa bersama dan langsung tancap gas, memaparkan materi.

Selesai penyampaian materi seperti biasanya saya buka sesi tanya-jawab. Beberapa siswa mulai mengajukan pertanyaan dan saya berikan jawaban untuk setiap pertanyaan. Tepat pukul 12.00 berakhirlah pembelajaran via streaming saya dengan anak-anak. Terasa sedikit plong karena sudah terlepas dari kungkungan rasa canggung. Hari itu sengaja saya tidak mengundang kepala sekolah bergabung ke kelas maya saya karena saya merasa belum siap bersentuhan dengan Microsoft Teams. Saya masih disibukkan diri dengan fokus pada apa yang harus saya pencet dari fitur-fitur Microsoft Teams yang masih sangat asing bagi saya. Maklum, karena selama itu saya lebih banyak bersinggungan dengan Google Classroom. Begitulah cerita singkatmya. Pengalaman pembelajaran daring pertama yang membosankan.

 

CERITA HARI KEDUA: “AKU MASIH SEPERTI YANG DULU”

Di hari kedua itu, Senin 7 September 2020 saya melangsungkan pembelajaran PAI yang saya ampu bersama dengan siswa-siswa Kelas Paralel XII IPA dan IPS. Sebelum proses pembelajaran berlangsung, beberapa hari sebelumnya saya persiapkan materinya. Materi PAI berformat ppt, peta konsep dan buku digital saya upload di fitur FILE Microsoft Teams tempat menyimpan materi pembelajaran.  Sedangkan bahan ajar berbentuk print out yang mereka pegang adalah buku LKS dan Buku Paket. Kemudian malamnya sebelum proses pembelajaran saya informasikan rencana pembelajaran kepada para siswa melalui WAG kelas. Kebetulan saya punya WAG khusus anak-anak untuk semua kelas. Memudahkan saya berkomunikasi dengan mereka kapan saja.

Keesokan harinya, tepat pukul 10.30 Wita sebelum saya memulai streaming di kelas paralel XII IPA dan IPS, saya melongok ke ruang Bapak Rubito, Kepala Sekolah. “Mohon maaf Pak, mohon bergabung di kelas saya, sebentar lagi saya mulai pembelajaran Pak”. “Baik Pak, saya akan bergabung” ujar Pak Rubito.

Saya pun kembali ke ruangan saya dan membuka kelas daring PAI hari itu. Saya mulakan dengan salam, dan berdoa bersama yang teksnya sudah saya persiapkan berupa ppt. Selesai berdoa saya menyapa anak-anak. Tak lupa yel-yel sekolah saya gaungkan. Saya teriakkan kata SMANSeL, kemudian anak-anak menjawabnya. SMANSeL! Ceria, SMANSeL! Tangguh, SMANSeL! Spesial, SPESIAL! Juara!.

Sebelum memasuki materi pembelajaran, saya perhatikan foto profil anak-anak. Alhamdulillah, rata-rata sudah mengganti foto profilnya dengan memakai seragam kebesaran sekolah, warna krem. Ada beberapa anak yang masih memajang foto profil dengan pakain seadanya. Saya tegur santai dan saya sarankan mereka untuk segera menggantinya. “Ini kebijakan sekolah yang baik, harus ditaati” kata saya kepada mereka. “Iya pak”, jawaban mereka seperti biasanya.

Selanjutnya saya paparkan materi saya kepada anak-anak. Materi berformat powerpoint. Cukup lama saya menjabarkan materi hari itu. Layaknya webinar, anak-anak mendengarkan dan melihat tayangan materi saya melalui HP dan laptop dari rumah mereka masing-masing. Saat saya menyampaikan materi suasana hening. Entah mereka memperhatikan atau melakukan aktivitas lain. Saya tidak bisa memantaunya lebih jauh. Ini adalah streaming saya yang kedua. Saat streaming yang pertama, ada saja suara-suara celetukan mereka. Kadang-kadang ada anak-anak putri yang mengeluh kepada saya karena beberapa kali “dikeluarkan” oleh sesama teman putranya. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya.

Hari kedua streaming kali ini sedikit berbeda. Tidak ada celetukan dan suara-suara aneh lagi seperti streaming yang pertama. Mereka lebih tertib mengikuti paparan materi saya. Selesai penyampaian materi, lalu saya buka sesi tanya-jawab. Saat tidak ada yang mau bertanya saya tunjuk salah satu dari mereka untuk bertanya. Alhamdulillah, beberapa anak mulai mau bertanya saat anak yang saya tunjuk bertanya menyampaikan pertanyaannya. Sesekali saya iming-imingi mereka. “Bagi kalian yang mau bertanya, Bapak catat namanya dan akan Bapak tambah nilainya nanti” bujuk saya.

Alhamdulillah, akhirnya hari kedua pembelajaran daring dengan model streaming via Microsoft Teams kali ini berjalan lancar. Namun demikian, dengan metode ini terasa banyak energi yang terkuras. Saya lebih banyak berbicara layaknya pemateri webinar dibanding audiens (siswa). Mereka hanya “mendengarkan” dan melihat layar ponsel mereka. Mereka hanya berbicara ketika sesi tanya-jawan dibuka. Itupun tidak semua anak terlibat secara interaktif. Jujur saya katakan, hari kedua itu juga masih terasa membosankan. Mungkin karena efek tenaga dan fikiran yang terkuras.

Selesai pembelajaran daring via Teams hari itu, saya langsung menuju ke ruangan kepala sekolah. Menemui Pak Rubito.  “Bagaimana pak pembelajaran saya di kelas tadi?” tanya saya kepada Pak Rubito. Kemudian beliau mengutarakan penilaiannya secara runtut. Intinya saya terlalu dominatif, memakan banyak waktu dengan penyampaian materi. Seharusnya siswalah yang lebih aktif, dibanding gurunya. Guru harusnya memposisikan diri sebagai fasilitator. Anak-anak  yang seharusnya lebih banyak didorong untuk terlibat aktif. Begitu ulasan beliau.

Kemudan beliau, Pak Rubito menyarankan agar metode pembelajarannya dirubah. Dari dominasi guru menuju keaktifan siswa. Alias siswalah yang diberikan porsi waktu lebih banyak. Guru tinggal memfasilitasi siswa. Mengamati, mengawasi dan mengarahkan siswa saja. Hari itu Pak Rubito mengusulkan metode diskusi. Memberikan peran yang lebih besar kepada siswa. Siswa diberi peran sebagai Host (Ketua Kelompok Diskusi), moderator, pemateri dan notulen. Layaknya acara seminar-seminar betulan itu. Akhirnya, saya terima masukan-masukan beliau yang menurut saya penuh “tantangan” itu.

 

CERITA HARI KETIGA: MENGUBAH METODE PEMBELAJARAN DARING 

Berbekal beberapa masukan dari Bapak kepala sekolah hari itu, lalu saya persiapkan beberapa hal untuk pertemuan berikutnya. Dimulai dari mempersiapkan materi ajar dengan format ppt, dengan format Microsoft SWAY, buku digital dan seperangkat aturan diskusi kelompok. Dalam metode diskusi ini saya memberikan beberapa peran atau tugas kepada beberapa siswa. Peran sebagai host (ketua kelompok diskusi), moderator, pemateri 3 siswa, notulen, anggota diskusi kelompok dan peserta diskusi. Kesemua peran tersebut saya share ke WAG siswa semua kelas. Mereka sendiri yang memilih siapa saja yang menjadi petugas diskusi kelompok tersebut.

Beberapa peran/tugas sebagai petugas diskusi kelompok tersebut saya rumuskan sebagai berikut:

Ketua Kelompok (Host):

  • ~ Membuka diskusi
  • ~ membacakan tata tertib diskusi
  • ~ mempersilahkan moderator memimpin jalannya diskusi
  • ~ mempersilahkan notulen membacakan hasil diskusi
  • ~ menutup diskusi

Moderator:

  • ~ Memimpin jalannya diskusi
  • ~ mempersilahkan pemateri untuk mempresentasikan materi diskusi
  • ~ membuka sesi tanya-jawab
  • ~ mengarahkan dan mengatur jalannya diskusi
  • ~ menutup diskusi dan menyerahkan kepada ketua kelompok (Host)

Pemateri 1, 2, dan 3:

  • ~ Mempresentasikan materi secara bergantian dengan pemateri lainnya
  • ~ Memberikan jawaban/argumentasi atas pertanyaan/sanggahan dari peserta diskusi

Notulen:

  • ~ Mencatat setiap pertanyaan dari peserta diskusi
  • ~ Mencatat setiap jawaban dari pemateri
  • ~ membacakan hasil diskusi di akhir sesi diskusi

Anggota Kelompok Dsikusi:

  • ~ menyimak jalannya diskusi
  • ~ menyimak dan mencatat setiap pertanyaan dari peserta diskusi
  • ~ membantu memberikan jawaban dari pemateri jika pemateri tidak dapat/kurang lengkap dalam memberikan jawaban

Peserta Diskusi:

  • ~ Menyimak jalannya diskusi
  • ~ mengajukan pertanyaan jika terdapat penyampaian materi yang belum dipahami
  • ~ menyanggah jika terdapat penyampaian materi yang kurang lengkap dsb
  • ~ memberikan masukan/jawaban jika terdapat jawaban yang belum lengkap

Di samping memberikan rumusan peran dan tugas dalam diskusi di atas, juga saya share-kan pembagian materi untuk masing-masing kelompok, sekaligus pembagian sesi diskusi. Untuk materi, kebetulan materi yang saya sampaiakan adalah: Beribadah, Bersyukur & Berbuat Baik Kepada Sesama Manusia. Untuk pembagian materinya saya rancang sebagai berikut:

A. Kelompok 1

  1. ~ QS. Luqman ayat 13 – 14
  2. ~ Makna QS. Luqman ayat 13 – 14
  3. ~ Pengamalan QS. Luqman ayat 13 – 14

B. Kelompok 2

  1. ~ Hadits Tentang Bersyukur
  2. ~ Makna Hadits Tentang Bersyukur
  3. ~ Pengamalan Hadits Tentang Bersyukur

C. Kelompok 3

  1. ~ Hikmah Beribadah & Bersyukur Kepada Allah SWT
  2. ~ Keterkaitan Beribadah & Bersyukur Kepada Allah SWT

D. Kelompok 4

  1. ~ QS. Al-Baqarah ayat 83
  2. ~ Makna QS. Al-Baqarah ayat 83
  3. ~ Pengamalan QS. Al-Baqarah ayat 83

E. Kelompok 5

  1. ~ Hadits tentang Berbuat Baik Kepada Sesama
  2. ~ Makna Hadits tentang Berbuat Baik Kepada Sesama
  3. ~ Pengamalan Hadits tentang Berbuat Baik Kepada Sesama

F. Kelompok 6

  1. ~ Hikmah Berbuat Baik Kepada Sesama
  2. ~ Keterkaitan Antara Beribadah, Bersyukur dan Berbuat Baik Kepada Sesama

Sementara itu untu pembagian sesinya karena waktunya terbatas, maka pembagiannya saya tentukan sebagai berikut:

Pertemuan I: (Senin, 14 September 2020)

  • Sesi 1 : Kelompok 1 Kelas XII IPA 1, Waktu diskusi: Pukul: 10.30 – 11.00 Wita
  • Sesi 2 : Kelompok 2 Kelas XII IPA 2, Waktu diskusi: Pukul: 11.00 – 11.30 Wita
  • Sesi 1 : Kelompok 3 Kelas XII IPA 3, Waktu diskusi: Pukul: 11.30 – 12.00 Wita

Pertemuan II: (Senin, 28 September 2020)

  • Sesi 1 : Kelompok 4 Kelas XII IPS 1, Waktu diskusi: Pukul: 10.30 – 11.00 Wita
  • Sesi 2 : Kelompok 5 Kelas XII IPS 2, Waktu diskusi: Pukul: 11.00 – 11.30 Wita
  • Sesi 1 : Kelompok 6 Kelas XII IPS 3, Waktu diskusi: Pukul: 11.30 – 12.00 Wita

 

LANJUTAN CERITA HARI KETIGA: DISKUSI PERDANA YANG GAYENG

Malam harinya sebelum pembelajaran dimulakan, saya berkomunikasi dengan anak-anak via WAG. Saya informasikan kepada mereka bahwa besok pagi pembelajaran PAI akan berbentuk streaming lagi. Saya sodorkan daftar tugas peserta diskusi dan mereka sendiri dengan suka rela mengisi daftar nama-nama petugas diskusi kelompok. Kebetulan yang akan tampil hari itu adalah Kelompok 1 Kelas XII IPA 1. Sedangkan nama-nama petugas diskusi kelompok hari itu antara lai: Muhammad Jefry (ketu kelompok/host), Afifah Salwa Maharani (moderator), Pemateri 1 (Alfarizi Liando), Pemateri 2 (Fitriatul Mufidah), Pemateri 3 (Septi Vira), Notulen (Marsela Fitriani).

Pembelajaran via streaming segera saya mulai tepat pukul 10.30 Wita. Diawali dengan salam, menyapa mereka, lalu memulai kegiatan dengan doan bersama. Doa bersama kali ini dipimpin oleh salah seorang siswi, yaitu Dinul Qoyyimah dari kelas XII IPS 1. Dinul mulai membaca doa baris-perbaris, kemudian ditirukan oleh teman-temannya, semua peserta diskusi. Selesai doa bersama, saya sampaikan bebera saat tentang poin-poin penting terkait kode etik diskusi kelompok. Misalnya, jika temannya sedang menyampaikan materi, maka mereka harus mematikan (mute) microphone mereka. Jika mereka mau menyampaikan pertanyaan atau sanggahan, mereka harus mengangkat tangan (rise hand) dan sebagainya.

Setelah selesai menyampaikan prolog pembukaan, lalu waktu saya serahkan kepada ketua kelompok diskusi selaku host, Muhammad Jefry. Berikutnya Jefry membuka sesi diskusi dimulai dengan salam dan mukaddimah, Menjelaskan secara singkat kelompok diskusinya, tema diskusi beserta nama-nama para petugasnya. Setelah itu waktu diserahkan kepada moderator (Afifah Salwa M.). Berikutnya Afifah membuka sesi diskusi kelompoknya dengan memperkenalkan nama-nama pemateri kelompok mereka saat itu, di mana yang bertugas sebagai pemateri dari Kelompok 1 Kelas XII IPA 1 adalah Pemateri 1 (Alfarizi Liando), Pemateri 2 (Fitriatul Mufidah), dan Pemateri 3 (Septi Vira). Kemudian satu-persatu dari ketiga pemateri menyampaikan materinya secara bergantian.

Selanjutnya, selesai ketiga pemateri memaparkan materinya, Afifah selaku moderator membuka sesi pertanyaan. Alhamdulillah ada 3 orang siswa yang yang mengajukan pertanyaan. Sengaja pertanyaan saya batasi, mengingat durasi diskusi yang sangat pendek. Di antaranya ada pertanyaan dari Ghaza Rizaldi yang menanyakan tentang pesan apa yang dapat diambil dari QS. Luqman ayat 13-14, kemudian dari Dinul yang menanyakan tentang perbedaan Qalqalah Sughra dan Kubra, dan sebuah pertanayaan lagi tentang kenapa identitas tokoh Luqman Hakim diperselisihkan. Semua pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan cukup baik oleh para pemateri dari kelompok 1 kelas XII IPA 1.

Singkat cerita, saat pertanyaan demi pertanyaan terjawab, maka usailah sudah diskusi kelompok hari itu. Selanjutnya Afifah selaku moderator mempersilahkan Marsela Fitriani untuk menbacakan notulen hasil diskusi. Saya cermati betul, notulen yang ditulis Marsela sangat rapi dan runtut, layaknya notulen kegiatan seminar sungguhan. Notulen yang ditulis Marsela tersebut memuat tempat diskusi, tanggal, waktu, tema, nama penanya berikut pertanyaan, nama pemateri berikut jawaban, serta diakhiri dengan kesimpulan. Saat membacakannyapun terdengar sangat formal dan tegas. Di Akhir sesi itu, saya minta Marsela untuk mengirimkan via Teams hasil notulensinya. Inilah notulensi yang ditulis ananda Marsela kepada saya.

Dan ini sambungannya..

Selesai Marsela membacakan notulen hasil diskusi kelompok hari itu, kemudian moderator, Afifah menyerahkan kembali waktu diskusi kepada host (ketua kelompok), Muhammad Jefry. Selanjutnya Muhammad Jefry menutup diskusi perdana hari itu dengan apik. Lalu Jefry mempersilahkan waktunya kepada saya selaku fasilitator diskusi. Selanjutnya sebelum saya tutup diskusi hari itu, seperti biasa saya berikan ulasan singkat mengenai materi diskusi hari itu, sambil memberikan tanggapan dan jawaban tambahan atas beberapa pertanyaan yang diberikan oleh beberapa siswa dalam diskusi itu. Setelah itu kemudian saya tutup diskusi dengan diakhiri berdoa bersama. Berakhirlah sudah diskusi hari itu dengan menyisakan beberapa cerita menarik yang sangat berkesan bagi saya.

Setelah saya menutup kelas Teams saya hari itu, saya langsung menuju ruangan kepala sekolah, menemui Pak Rubito yang dari tadi turut serta mengamati jalannya diskusi anak-anak di kelas saya. Namun karena saya lihat beliau tampak sibuk, maka urungkan rencana saya untuk “evaluasi diri” tersebut. Namun demikian, ternyata beliau memberikan tanggapan dan dishare ke WAG SMANSeL Ceria. Ini tanggapan beliau..

——-
Rubito Penjaga Smansel
——-

Tanggal 13 September 2020, malam handphone saya bergetar pertanda ada pesan masuk, setelah saya cek ternyata ada pesan melalui outlook microsft 365 bahwa besok pagi tanggal 14 September 2020 ada pembelajaran melalui Teams video conference mapel PAI. Dalam pesan tersebut tertulis dengan rapi tahapan atau tata cara peserta untuk mengikuti meeting.

Keesokan harinya tangal 14 September sambil menunggu jadwal pembelajaran saya mengerjakan beberapa dokumen sekolah tentang RPS yang masih berproses ,
“Maaf bapak, bapak masuk di kelas saya sekarang” kata pak Imam saat masuk di uangan saya.
“Lho ini masih jam 11.00 masih 30 menit lagi” jawab saya.
“Tidak pak, pembelajaran sudah berlangsung sejak pukul 10.30 tadi” seru pak Imam.
“Lho ini pesan yang saya terima pukul 11.30” sambil saya tunjukan pesan yang ada di handphone saya.
“Wah saya salah menjadwalkan pak” jawab pak imam sambil tertawa, saya pun menimpali dengan tertawa juga.
“Baik pak Imam, saya masuk sekarang” tukas saya, sambil membuka Teams, waktu sudah pukul 11.21 Wita.

Saya mencoba mengamati jumlah siswa yang sudah masuk, jumlahnya lumayan banyak kurang lebih 47 siswa, selanjutnya saya mencoba mengamati foto prifile yang digunakan siswa hamper semua sudah menggunakan seragam kebesaran sekolah hanya ada beberapa siswa yang mengenakan seragam bebas.

Alhamdulillah para siswa sudah mulai mengubah foto profilenya, ini merupakan perubahan karakter yang positif, meski hanya mengganti foto yang berseragam ini merupakan Pendidikan karekter yang baik, menunjukan siswa sudah mulai tertib dan mengikuti himbauan yang diberikan sekolah.
Pembelajaran berlangsung tidak seperti minggu lalu, kali ini berjalan lebih tertib dan suasana nampak lebih hidup, siswa lebih aktif.

Dari kegiatan pembeljaran PAI ini dapat saya simpulkan penanaman nilai karakter yang diterapkan adalah :
1. Membiasakan menyampaikan informasi (sintak) pembelajaran dengan jelas satu hari sebelum diselenggarakan meeting live.
2. Pemberitahuan tersebut mengarahkan siswa untuk taat aturan dan tata tertib selama meeting.
3. Pembagian peran kepada siswa memberikan pengalaman belajar tentang ketrampilan berbicara dan rasa tangungjawab.
4. Penanaman nilai disiplin
5. Menghargai sesama teman.

Dari kegiatan pembelajaran PAI pada tanggal 14 Septemeber 2020 lalu dapat dikembangkan dan di adopsi oleh mapel lainnya, dari sisi guru saya mengamati pak Imam lebih santai dan tidak terkuras energinya karena beliau memposisikan sebagai Fasilitator dan sebagai pemandu proses saat kegiatan mengalami fakum.

Di samping itu saat akhir pembelajaran Guru dapat memberikan kesimpulan akhir berdasarkan pendapat dan diskusi siswa baik berupa membetulkan materi diskusi yang kurang tepat atau mengarahkan simpulan pada materi pokok/KD.

Selamat bergerak dan terus berinovasi, sajikan pembelajaran Tangguh yang mengena dan bermakna.

Sangatta, 15/09/2020.

Itulah tanggapan beliau mengenai pembelajaran diskusi yang saya terapkan pada pertemuan ketiga tersebut. Beberapa postingan beliau sengaja saya potong karena isinya sudah saya paparkan pada tulisan saya di atas. Pada pertemuan ketiga saya di kelas maya ini, bagi saya esensinya bukan pada tanggapan positif beliau mengenai praktek pembelajaran daring saya via Teams, tetapi lebih kepada pengalaman pembelajarn daring yang semula terasa membosankan kini beralih menjadi lebih menyenangkan, rileks dan tanpa banyak menyita energi. Saya lebih enjoy karena peran saya sudah digantikan anak-anak. Jadi saya tinggal memonitor, memandu dan melengkapi kekurangan dari hasil diskusi mereka. Sungguh pertemuan ketiga ini begitu mengharukan, melihat kehidupan suasana pembelajaran, meskipun hanya berjalan secara daring.

Untuk pertemuan keempat berikutnya sangat saya nantikan. Para petugas diskusi untuk kelompok berikutnya sudah menyodorkan nama-nama petugasnya. Mereka tinggal mempelajari materinya dan saya berharap nantinya mereka sudah siap untuk pertemuan berikutnya. Itulah cerita pendek saya. Saya beri judul Cerita 365. Semoga ulasan sederhana saya mengenai pengalaman pembelajaran daring via Teams ini bisa menjadi bahan diskusi bagi pengembangan pembelajaran daring dari di masa pandemi ini.

Selamat berinovasi. Selamat mendampingi mereka sepenuh hati, karena mereka adalah anak-anak masa depan kita. Saat menatap dan mendengarkan suara anak-amak via Teams itu, marilah kita bayangkan bahwa mereka adalah orang-orang besar, orang-orang sukses di zamannya, dengan berbagai profesinya.

Salam 365!

Salam PANTAS-PENTAS!

Written by: Imam Hanafie, S.Ag, M.A

 

Berikut ini salah satu hasil rekaman Diskusi Kelompok untuk Pertemuan Kedua Kelompok 2 dan 3 Kelas XII IPA 2 dan 3:

Rekaman Hasil Diskusi Kelompok Pertemuan Kedua

Tulisan ini dipublikasikan di Artikel Pendidikan dan tag , , . Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *